SiBungsu in Red

Sebagai wanita lajang atau pun yang telah menikah, kita harus pintar dalam mengelola keuangan. Perbedaaannya hanyalah pada jumlah anggotanya. Ketika kita lajang, semua pendapatan atau pengeluaran difokuskan untuk satu orang. Namun ketika berkeluarga, sumber pendapatan bisa bertambah dan post pengeluaranpun pun bertambah. Bagaimana sih cara mengelola keuangan kita? Teringat pelajaran ekonomi waktu di SMP, bahwa kita harus membuat skala prioritas dalam hidup kita. Begitupun dalam mengelola keuangan, kita tentukan post-post pengeluaran dari yang sangat penting sampai tidak begitu penting. Untuk mempermudah dalam skala priorotas,buatlah anggaran keuangan anda tiap bulan. Seperti pengalaman saya sebagai bendahara di organisasi kampus selama dua tahun, setiap akan mengadakan kegiatan kita pun harus membuat estimasi dana untuk kegiatan tersebut. Begitu pun juga demi keberlangsungan hidup kita setiap bulannya. Berikut contoh table yang dapat digunakan: a.        Anggaran keuangan untuk  wani

Kumandang cinta bergema hingga di hati, Lafadz2 asmara memanggil jiwa yg rapuh, Rapuhnya aku Kau Maha Tahu, Pagi siang malam dunia yg kutuju, Sampai ku jatuh baru kusadar Kaulah segalanya, Tuhan ku angkat kedua tganku,sudikah Engkau menerima cintaku, Berdarah-darah akan kutempuh menggapai tarikat cintaMu.. 7 surga pun aku tak pantas menerima diri yg bersimbah dosa, Kuharap cinta dan ampunanMu.. setinggi arasyMu seluas semesta cinta..

Tiba-tiba saja ingin berdiam di rumahNya, segala masalah menghimpit hingga yang terpikir hanya pertolonganNya saja. Kemudian kuputuskan tuk berdiam di masjid Fatimah, mengikuti sholat dhuhur dan ashar.  Segala gundah dengan mudahnya ku unggah dan kupaparkan dihadapanNya. Tak tahan menahan tangis walau di area tersebut terdapat beberapa jamaah yang masih sholat. Kubuka dan kubaca mushafku. Tak terasa air mata jatuh bercucuran, dalam batin ku pun trus berdoa tuk diberikan jalan yang terbaik. Setelah menunaikan sholat ashar, aku pun masih berdiam diri disana sambil berdzikir. Ternyata, ruangan itu akan dipakai mengaji dan esoknya akan dipakai acara, nampaknya pernikahan. Sembari membalas sms yang masuk, aku pun masih binggung akan melanjutkan perjalanan kemana? Tiba-tiba aku berpikir untuk pergi ke toko buku. Ya, akhirnya aku pergi ke togamas. Niat diri untuk melihat buku-buku yang barang kali cocok dan bisa menambah inspirasi hari itu. Saat aku menitipkan tas ku, salah satu karyawan mena

" Barang siapa mencintai Alloh maka Alloh akan menganugerahkan kepada dirinya kecintaan kepada siapa saja yang dicintai Alloh. Kekuatan kita mencintai hamba-hamba Alloh itu berbanding lurus denga kekentalan cinta kita kepada Sang Maha Cinta. Bangun cinta kita dengan makin mendekat pada Sang Rabb Semesta, agar kita mampu Mencintai Sepanjang Masa Sepenuh Jiwa.."(dalam buku Cinta di Atas Mimbar Cahaya) Ketika kita terus bertanya resah, "Siap gerangan jodohku?" Dan seseorangpun belum jua kunjung datang, maka alangkah baiknya untuk kita pribadi bersyukur. Karena Alloh masih memberi kita banyak waktu ,belajar untuk mencintaiNya. Mencintai karuniaNya dengan melakukan amalan-amalan sholih yang diridhoiNya. Saat menanti adalah waktu dimana kita tidak bolah terbuai dengan godaan-godaan yang hanya menjerumuskan kita, namun kita harusnya mampu membuat diri ini sebagai filter kokoh penangkal virus yang dapat mematikan hati kita, mematikan kreatifitas kita untuk selalu dekat de

Bismillah.. Suatu malam, sebelum tidur ku sempatkan untuk membaca buku milik temanku. Saat ku baca cerita demi cerita tiba-tiba saja aku teringat Ibuku. Ibu dari dua saudaraku yang lain. Dua mas-masku dan aku anak perempuan bungsu yang slalu dikhawatirkan beliau. Ibuku sosok teladanku, walau ibu hanya ibu rumah tangga namun ibu tidak hanya tinggal dirumah. Ibu sekarang membuka toko sembako yang berada di depan rumah nenekku. Ya hanya kios kecil-kecilan. Ibu berdagang tiap hari, mengisi aktivitas untuk seorang ibu rumah tangga. Dulu sebelum Bapak pensiun, ibu sendiri yang berjualan. Saat pulang kampung, sesekali aku menemaninya di toko. Mungkin keuntungan yang diperoleh tidaklah besar, namun ibu tetap telaten menjadi pedagang, mulai dari sembako, perlangkapan rumah tangga, bahkan sekarang layangan yang digemari anak-anak di kampungku. Begitu sabarnya beliau membantu menambah nafkah untuk menambah uang jajanku selama kuliah. Namun, aku jarang sekali memenuhi keinginannya. Aku sibuk deng

Bismillahirrohmanirrohim... Ketika hati risau, mempertanyakan takdir yang tak sesuai dengan kehendak kita, maka sungguh disaat itu kita harusnya menyadari bahwa Alloh itu dekat. Tepatnya rabu, 19 Oktober 2011 saat aku sedang berkonsultasi dengan dosen, tiba-tiba ada sms dari teman yang butuh kedatanganku dikosnya. Saat itu aku merasa ada sesuatu yang terjadi padanya. Setelah urusanku dikampus selesai, aku pun langsung beranjak ke kosnya.  Saat aku datang, dia nampak binggung. Skripsi yang sudah dia kerjakan selama hampir satu tahun, masih juga dipertanyakan karena human error. Ya, kesalahan hanya pada penulisan. Padahal skripsi tersebut telah diuji di hadapan empat dosen kami. Sungguh, saat itu tak bisa dibanyangkan jika aku berada di posisinya. Cobaan apa lagi ini? Setelah sekian lama memperjuangkan skripsi, namun di akhir proses masih juga ada halangan. Dia sangat binggung tentang sanksi apa yang akan dia terima nanti. Namun, aku berusaha membesarkan hatinya. Mana mungkin dosen kita

Saat jenuh, bosan, penat dengan segala aktivitas dan rutinitas yang membuat anda merasa lelah maka lakukanlah refreshing. Seperti mesin laptop yang terlalu sering anda pakai, kadang bisa menjadi hang. Nah, begitu pun kita sebagai manusia. Saat jiwa, raga kita penat, lakukanlah refreshing yang cocok untuk anda. Misalnya, jogging, bersepeda, climbing, renang, nge-gym, atau pun terapi. Ya, satu hal yang baru-baru ini saya temukan di Solo, yaitu terapi ikan. Pada awalnya saya mendengar terapi ikan ada di Tlatar, boyolali. Selain Tlatar, ternyata, terdapat objek agrowisata Sondokoro yang berada di daerah Karangayar yang juga menawarkan terapi ikan. Biaya masuk objek wisata ini Rp. 5.000. Sedangkan untuk terapi ikan tarifnya Rp 7.000. Didalamnya terdapat berbagai permainan seperti kincir angin, kora-kora, kereta uap, dan arena penangkapan ikan yang dikenakan tarif di setiap permainnanya. Namun, bagi pengunjung yang hanya ingin menikmati indahnya alam, terdapat berbagai taman, dan replik

Review on Speaking 1. The Definitions of Speaking Speaking is one of four important skills in foreign language learning. To express an idea students have to speak. By active speaking, it is very useful to increase their ability as students who learn English as foreign language.   There are some experts giving the definition of speaking. According to Brown (in Florez, 1999) speaking is an interactive process of constructing meaning that involves producing and receiving and processing information. Bygate states that speaking is often thought of as a ‘popular’ form of expression, which uses the unprestigious ‘colloquial’ register: literary skills are on the whole more prize. The relative neglect may perhaps also be due to the fact that speaking is transient and improvised, and can therefore be viewed as facile, superficial, or glib (1997: vii). Hdez (in Spratt, M. Pulverness, A. William, M, 2005) defines speaking as (1) productive skill; (2) use of speech; and (3) express meaning.  Whi