SiBungsu in Red

ACKNOWLEDGMENT In the name of Allah SWT, the beneficent, the merciful, praise belongs to Allah, The Lord of the Universe, who has given the researcher great inspiration and power, so that she was able to finish her thesis as a partial fulfillment of the requirements for getting undergraduate degree of education in English. Obviously, there are honorable people who deserve h e r special gratitude for their help to the researcher. Therefore, the researcher wants to thank: 1.         Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.   as the Dean of Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret who has given permission to the researcher to write the thesis. 2.              Dr. Muhammad   Rohmadi, M.Hum. as the Head of Literary and Language who has given permission to the researcher to write the thesis. 3.            Endang Setyaningsih, S.Pd. M.Hum. as the Head of the English Department who has given permission to the researcher to write the thesis. 4.           Drs. M. Asrori, M.Pd.

DEDICATION This Thesis is whole-heartedly dedicated to: Ì My Beloved Mother and Father , thank you for your supports and prayer Ì My Beloved brothers and sisters in law Ì My nieces and nephew Ì My Alma mater

Setelah diprint, mungkin perlu juga dishare disini, hehehehe MOTTO “ Remember ye implored the assistance of your Lord, and He answered you: "I will assist you with a thousand of the angels, ranks on ranks."      (QS. Al Anfal: 9) “ Then which of the favours of your Lord will ye deny?”   (QS. Ar Rahman: 30) Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh)                                                                                 

http://imammorati23.files.wordpress.com/2011/05/ukhuwahfillah1.jpg Setelah sepekan ini bertemu dengan beberapa sahabat tercinta, dan sahabat baru yang insyaAlloh menambah #ukhuwah. Malam ini aku merasa akan ada yang hilang. Walau sampai detik ini aku juga masih menanti datangnya hari yang kutunggu *sebut lulus kuliah# serasa hanya menghitung hari. Akan kah ketika kembali ke kota halaman bisa lebih produktif? Akankah bertemu dengan sahabat-sahabat yang penuh cinta? Dalam hati terus berbisik agar Alloh akan membawa aku lagi nanti ke Solo. Kota ini, kota penuh cinta.  Dimana aku bisa belajar arti cinta, cinta sesungguhnya, yaitu cinta hamba pada Penciptanya, alhamdulillah Dimana aku bertemu dengan kekasih-kekasihMu yang slalu merindukan syurgaMu, Lebih dari itu, ada ukhuwah yang tak pernah aku mengerti sebelumnya, Ada sahabat yang selalu mengirimkan sms tausiyah, Ada sahabat yang mengajak untuk kajian, seminar, rihlah, dan berbagi kepada sesama, Ada sahabat yang dengan tulus ikhlas me

Bismillah Beberapa hari ini, dalam keadaan yang tak hanya Alloh lah skenarionya, bertemu kembali dengan sahabat-sahabat tercinta, yang insya Alloh bertemu dan berpisah karenaNya. Beberapa hari menginap di kos ukhti-ukhti cantik, banyak hikma\h, banyak inspirasi yang aku dapat sahabat. Ada yang karena kesederhanaannya, karena kos nya jauh dari kampus *kota, jadi susah mendapatkan warung.Alhasil kami berdua muter-muter Solo,eh ya nggak muterin maksudnya sahabat. Sebenarnya kos beliau di dekat Solo Square, namun karena dari pagi kami kebanyakan cerita *banyak hal jadi nggak jadi juga rencana ke CFD sebut Car Free Day. Setelah kami siap, sekitar jam 10an kami beranjak dari kos untuk mencari makan. Aku sih manut ya sahabat, doyan apa aja asal halal. Tapi beliau ini katanya pengen sayur. Yach kalo di belakang kampus mah sayur itu banyak ya, tapi di daerah baru yang deket kota paling mentok sayur di warung padang. Nah, masih pagi kami masih pikir-pikir buat makan yang ada santannya.Dan kebetu

Bismillah.. Dalam keheningan malam, disaat kebanyakan orang terlelap tidur dan enggan atau bahkan tidak bisa bangun, aku mendapati sosok itu. Wanita yang tak lelah mendoakan keluarganya, suami, orangtua, dan ketiga anaknya, bahkan menantu dan cucu-cucunya. Itulah engkau Ibuk, Aku iri, Aku malu, Aku sungguh kecil, Aku memang harus masih banyak belajar, Aku yang slalu menyia-nyiakan waktuku, Dalam sujud panjangmu, aku tambah cinta Ibuk Engkaulah teladanku, engkaulah bidadari dunia yang tak pernah letih mengasuh kami, mendidik kami, mengurus kami dari semua yang kami butuhkan, Aku iri Ibuk, dari pagi kau sudah sibuk dengan banyak pekerjaan yang insyaAlloh akan dibalas dengan surgaNya, amin.. Aku sungguh amat iri Ibuk, Padahal waktuku banyak, namun hilang sia-sia Dalam sujud panjangmu, aku tambah cinta Ibuk Dalam sujudmu itu kau mengalirkan dan mengirimkan doa bagi kami agar kuat menjalani hidup ini, Dalam sujud panjangmu, kau sinari hati kami yang sering kotor karena s

just Aku dan Dia Dia penciptaku, Berapa sering aku menyebut nama mereka? Mereka teman-teman ku dalam obrolan yang tak banyak manfaatnya. Berapa sering aku menyebut nama Dia? Dia, teman ku baik laki-laki ataupun perempuan. Lantas, berapa sering aku sebut namaNya? Dia yang menjadikanku tiada menjadi ada, Yang memberikanku nafas tanpa bersyukur padaNya, Dia yang seharusnya menjadi sandaran utama dalam hidupku, Dia yang tak pernah lelah menjagaku, Dia yang tak pernah memperingatkanku kala ku lemah iman, Dia yang slalu menegurku dengan sapaan halus yang tak ku sadari, Dia yang setiap malam turun ke bumi untuk mengabulkan segala permintaanku, Dia yang memberikanku harta berlimpah, Dia yang mendekatkanku pada saudara-saudaraku yang lain agar aku saling mengenal, Lalu, berapa sering aku berdua dengan Dia? Berapa sering? Apakah hanya dalam sempitku saja? Iya?....iya kau bilang? Tak tahukah kau bahwa kamu kecil dihadapanNya? Belum juga kau sadari bahwa dirimu hanya tanah? Dan

Satu jam setelah keluargaku berkonsultasi dengan dokter, kemudian mereka kembali ke kamar dan telah mendapati aku dalam keadaan sadar. Aku lihat masih ada sisa-sisa air mata yang membasahi pipi ibuku. Kedua adikku yang tampak tanggap ketika melihatku sadar, mereka langsung memelukku dengan erat. Dan Bapak yang terakhir datang, tampak lebih tenang. Dengan berjalan cepat Ibu langsung memelukku, "Alhamdulillah nduk kamu sudah sadar". "Kan ada yang nungguin Bu", seru dua adikku serempak. Mereka sangat suka meledeki ku apalagi dengan Hafid, walau keluargaku tahu bahwa kami memang berteman baik. Aku tak ingin menambah kesedihan mereka, jadi aku putuskan untuk tidak menanyakan perihal penyakitku di rumah sakit. Dan lagi pula, ada Hafid di sana, aku juga tak mau apalagi dengan kejadian diantara kami, dia menaruh belas kasihan kepadaku. Dua hari aku dirawat di rumah sakit, setelah itu dokter mengijinkan aku untuk pulang karena memang aku juga sudah merasa baikan. Semuanya no

A little boy asked his mother,  "Why are you crying?" "Because I need to"  she said. "I don't understand," he  said. His Mom just hugged him and said,  "And you never will." Later the little boy asked his father,  "Why does mother seem to cry for no reason?" "All women cry for no reason,"  his dad answered carelessly. The little boy, still wondering why women cry, finally asked the old wise shaikh (scholar).  "He surely knows the answer", he thought. "Ya Shaikh! Why do women cry so  easily?" The Shaikh answered: "When Allah made the woman she had to be made so special. He made her shoulders strong enough to carry the weight of the world, yet gentle enough to give comfort. He gave her an inner strength to endure childbirth and the rejection that comes from her children. He gave her a hardness that allows her to keep going when everyone else gives up, and take care of her family thr

Sebagai pengguna kendaraan bermotor, tentunya kita semua tau dan tidak asing dengan traffic light. Kalo orang jawa bilang "bangjo" karena warna lampunya terdiri dari merah-kuning-ijo. Merah menandakan pengemudi kendaraan harus berhenti untuk memberikan jalan bagi pengguna kendaraan dari sisi lain. Kemudian saat lampu kuning menyala, para pengendara dan pengemudi yang akan melintasi jalan harus siap-siap karena lampu akan berwarna hijau yang menandakan pengendara dan pengemudi akan siap berjalan. Tadi, sewaktu saya berkendara di jalan, saya melihat lampu bangjo ini dan sekilas menganalogikan hidup dengan lampu di bangjo. Kog bisa sih? Begini sahabat, lampu bangjo itu adalah alat pengatur pemakai jalan dalam berlalu-lintas di jalan raya. Sabahat sering kan melewati jalan yang tak ber lampu lalu lintas??tentu saja membuat jalanan serba semrawut tidak karuan. Ada yang menyelonong tanpa bersalah, pokoknya aada yang untung dan rugi. Nah susah kan sahabat kalau tidak ada yang menga

iloveAllaah.com And Allah has set forth an example for those who believe, the wife of Pharaoh when she said: "My Lord! Build for me a home with You in Paradise (al-Jannah), and save me from Pharaoh and his work, and save me from the people who are Dhaalimoon (polytheists, wrongdoers, and disbelievers in Allah" [Soorah At-Tahreem 66:11] This similitude is brought forth by Allah for the benefit of the believers affirming that they would not be harmed by their intermingling with the disbelievers if they were in need of them. As Allah stated:  "The believers do not take the disbelievers as friends and protectors instead of the believers. Whosoever does that will never be helped by Allah in any way, except if you indeed fear a danger from them..." [Soorah Aale 'Imraan 3:28] Qataadah stated:  Pharaoh was among the haughtiest of the people of the earth and greatest in disbelief and by Allah his wife was not harmed by the disbelief of her husband when she