Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Oleh-oleh dari Solo

Gambar
Assalamu’alaikum sobat…long time no say yah, maaf-maaf banget ya namanya juga liburan. Ada banyak hal yang dikerjain,hihi.. Engga juga si ya, karna freelancer jadi kudu cari kesibukan sambilan buat ngesambung hidup ini, eh…:D Meski yakin klo rejeki kita ga bakalan ketuker ma orang lain, tapi tetep aja berusaha ya sobat, semangat! Awal Juni kemarin, aku Alhamdulillah banget dapet kesempatan buat ke Solo. Setelah sebelumnya ngarep buat liburan di tiga tempat; Pekalongan-Solo-Jogja. Dan subhanallah walhamdulillah, Allah kabulkan semua sobat^^. Perjalan super singkat yang harus mau ga mau dijalani, Cuma sehari aja disana, itu juga karena menghadiri dan mendampingi sahabat tercinta yang menggenapkan separuh agamanya, waa..so sweat >< mupeng asli deh,hihi…. Gimana ga mupeng coba, pasti yang datang disana juga pada mupeng pengen nikah :D. Rabu siang berangkat dari Pkl naek bus ke Solo. Alhasil nyampe Solo uda malem banget ya sekitar jan 8 malem lah. Aku turun di Kerten

Bentuk Sabar

Gambar
Sabar itu tanpa batas sebab pahalanya pun tak terhingga (Surat Az-Zumar ayat 10), hanya saja bentuk  kesabaran bisa dipilih dan disiasati. Contoh memilih bentuk, menunda menikah dan menjaga kesucian itu sabar.  Menyegerakan nikah dan bersiap kemampuannya juga sabar. Mari bersabar dengan kesabaran yang jelita, seperti kesabaran Ya’qub (Surat Yusuf ayat 83), mengadu hanya kepada Allah, gagah di hadapan dunia. Ayyub yang menahan sakit dan duka karena kehilangan milik dan cinta, itu sabar. Sulaiman yang tak gila kuasa dan tak mabuk kekayaan ketika kemaharajaannya menggurita, itu sabar. Nuh berdakwah dengan segala cara sampai berabad lamanya itu sabar. Yunus meninggalkan kaumnya lalu bertaubat di gelapnya perut ikan, itu sabar. Maryam beroleh anugerah mulia tanpa disentuh pria, itu sabar. Asiyah bersuamikan durjana Fir’aun yang menyejarah, itu juga sabar. Nuh kehilangan putra durhaka ditelan itu sabar. Ibrahim diperintah disembelih putra taat dan berbakti, itu juga sabar. Musa member

Rahasia Dua Lelaki

Dari balik tabir, kudengarkan wanita itu bicara Mengisahkan pengalaman yang akan menjadi guru Aku bertemu dua lelaki, dia memulai cerita Dengan suara lembut, riang, sekaligus sendu Aku menerka demikian pula wajahnya Kurasa dua-duanya mampu membuatku tak bisa menolak Jika mereka punya kehendak Oh ya, kudengarkan sambil dalam hati mengucap Rabbi… Lelaki pertama berparas titisan Yusuf Hartanya warisan Sulaiman Gagahnya serupa Musa Wanita itu berhenti, sejenak menghela napasnya Aku menggigit bibir dan mendalamkan tundukku Dan tahukah aku, suaranya cekat kini Setelah bicara padanya, aku pulang terpesona Merasa telah berjumpa dengan lelaki paling rupawan Bercakap dengan insan paling bijaksana Aku tak ingin tahu lebih banyak Jadi kutanyakan padanya tentang lelaki kedua Dan sepertinya dia tersenyum Seusai berbincang dengan lelaki kedua, katanya Aku pulang dengan bahagia, merasa penuh pesona Merasa menjadi wanita paling jelita Merasa diri

Kemuliaan Sang Pentaubat

Di kalangan Bani Israil ada seorang pendosa, khasanah kemaksiatannya sebilangan pasir di gurun, melimpah bertimbun-timbun. Tetapi hidayah Allah menyapa, dia disergap takut oleh dosa-dosa. Semua khilaf menghantui kala sepi, mencekamkan malu saat ramai. Maka dengan cemas hati dia melarikan diri ke negeri  jauh, mencoba menghapus jejak kenangan atas segala kesalahan di kotanya. Diarungi padang pasir yang menyengatkan terik, batu dan kerikil serasa menyala, dan matahari sama sekali tak bercadarkan jiwa. Dalam langkah-langkah yang menyiksa tubuh dan memayahkan jiwa itu, dia berjumpa kawan perjalanan. Dan hebat, beliau seorang Nabi. Menghadapi cuaca yang demikian berat, sang Nabi berkata pada si pendosa, “Mari berdoa, agar Allah memayungkan awan di perjalanan!” Memerah muka sang pendosa, takut-takut ia berkata, “Demi Allah, aku malu meminta hal itu, aku merasa tak layak berdoa kepadaNya.” Sang Bani Israil itu tersenyum, “Baiklah aku yang berdoa. Kau cukup yang mengaminkan saja!” Tak l

Rezeki dan Jodoh

Rezeki kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau ambil lewat jalan halal ataukah haram, dapatnya segitu juga. Yang beda, rasa berkahnya. Jodoh kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil dari jalan halal ataukah haram, dapatnya yang itu juga. Yang beda, rasa berkahnya. Keduanya bukan tentang apa, berapa, atau siapa; tapi BAGAIMANA Allah memberikannya; diulurkan lembut dan mesra atau dilempar penuh murka? Maka layakkanlah diri dihadapan-Nya untuk dianugerahi rezeki dan jodoh dalam serah terima paling sacral; mesra, penuh cinta, berkah, dan bermakna. Rezeki dan jodoh di tangan Allah. Tetapi jika tak diambil-ambil, ya di tangan Allah terus. Ikhtiar suci dan doa mengiba mendekatkan keduanya. Setiap orang memiliki jodohnya. Jika takdir dunia tak menyatukannya atau malah mendekatkan pada yang tak sejalan; surge kelak mempertemukan. Jodoh Nuh dan Luth bukan istri mereka. Jodoh Asiyah dan Fir’aun bukanlah suaminya. Maryam ibunda Isa pun kelak bertemu jodohnya.  Jodoh Abu Lahab itu