Saat Hati Gelisah Tanpa Sebab by Febrianti Almeera
|
Saat hati gelisah tanpa sebab.
percayalah,
sebetulnya.. pasti ada sebabnya. Hanya saja, mungkin kita tidak sadar,
apa itu. Air bisa membeku, karena suhu udara yang sangat rendah di
sekitarnya. Cicak bisa memutus ekornya, karena bahaya pemangsa menyentuh
tubuhnya. Manusia bisa menangis, karena perasaan yang kuat telah
mendorong kelenjar air mata untuk memproduksi air mata. Maka hati bisa
gelisah, pastilah ada penyebabnya.
Saat hati gelisah tanpa sebab..
jangan
jauh-jauh lihat ke luar diri. Ini kebiasaan yang keliru, karena mencari
penyebab dari luar diri, secara tidak langsung telah menempatkan diri
kita di posisi korban. Ya, seakan-akan suatu hal buruk yang terjadi pada
diri kita adalah sebuah akibat dari sesuatu di luar diri. Padahal, saat
kita merasa sebagai korban, solusi yang akan otomatis keluar adalah
menuntut. Menuntut perbaikan dari hal-hal yang ada di luar diri. Dan
inilah yang membuat kita seringkali kelelahan. Hey!! Sesuatu di luar
diri kita tidak bisa kita kontrol. Maka menuntut hal dari luar diri,
sama saja dengan menggantungkan harapan perbaikan pada sesuatu yang sama
sekali tidak punya jaminan kepastian. Atau sama juga dengan meminta
pertanggungjawaban pada sesuatu yang belum tentu mampu bertanggungjawab.
Jadi kegelisahan hati, apa penyebabnya?
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu adalah dari (kesalahan) dirimu sendiri...” QS. An-Nisa (4): 79
Ya, penyebabnya adalah kesalahan diri sendiri.. Look inside, not outside! Dalam
hal ini, menyalahkan diri sendiri itu perlu. Kenapa? Karena memang
begitulah adanya. Dengan pemahaman ini, kita bisa jauuuh lebih bijaksana
menempatkan diri kita di posisi pemeran utama atau pelaku, bukan lagi
sebagai korban. Karena saat kita merasa sebagai pelaku, maka akan ada
sikap yang muncul dari dalam diri untuk mengatasi segala hal tidak
sesuai yang terjadi. Dengan ini, rasa tanggung jawab pun muncul. Kita
paham bahwa haruslah diri yang turun menyelesaikan, tanpa menyalahkan
orang lain.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk, maka (keburukan) itu bagi dirimu sendiri...” QS. Al Isra (17): 7
Pahamilah,
kebaikan dan keburukan yang kita lakukan.. hanya akan kembali pada
pelakunya. Siapa? Ya diri sendiri. Maka kegelisahan pun, siapa yang
harus bertanggung jawab menyelesaikan? Diri sendiri. Kenapa? Tentu
karena penyebabnya pun adalah diri sendiri, meski mungkin diri tak
menyadari.
Saat hati gelisah tanpa sebab..
dan
sudah ketahuan pula bahwa diri lah yang bertanggung jawab penuh atas
penyelesaiannya, ketahuilah.. semua tak tuntas hanya sampai disitu. Ada
kuasa yang jauh lebih besar, yang kita butuhkan untuk menyertai. Ya,
kuasa dari penguasa langit dan bumi, juga sang penggenggam hati, Allah
subhanahu wata’alla. Apa hubungannya hati gelisah dengan Allah?
“Dia lah yang telah menurunkan ketenangan (sakinah) ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan yang telah ada.” – QS. Al Fath (48): 4
Kita
mencari penyebab hati gelisah, tentu karena kita ingin suasana hati
kita berubah, kan. Berubah dari gelisah, menjadi sakinah. Dan ternyata..
yang bisa menurunkan rasa sakinah atau ketenangan hanyalah Allah. Tidak
ada selain-Nya. Pemberiannya pun adalah hak prerogatif Allah. Maka
ketika hati gelisah dan ingin diubah menjadi sakinah, solusinya adalah perbaiki hubungan dengan Allah. Karena
sakinah hanya diturunkan ke dalam hati orang-orang mukmin, yaitu
orang-orang yang di hatinya ada bibit keimanan. Dan orang yang di dalam
hatinya ada keimanan, pastilah orang-orang yang memiliki hubungan yang
baik dengan Allah.
Sederhananya,
kalau hati sedang gelisah, cek! Pasti diri tersebut sedang jauh dari
Allah. Sedang banyak lalainya, sedang beragam maksiatnya. Sumber utama
kegelisahan hati adalah buruknya hubungan dengan Allah atau sedang jauh
dari Allah. Karena itulah bisa jadi diri berbuat salah, kemudian
kesalahan itu kembali pada diri sebagai pelakunya.
Pengundang
rasa sakinah atau ketenangan adalah iman, hubungan yang baik dengan
Allah. Dengan pemahaman ini, kita akan merasa aneh jika banyak orang
merasakan gelisah, kemudian mencari-cari solusi selain-Nya, selain
memperbaiki hubungan dengan Allah. Ada yang menginginkan ketenangan
dengan pergi ke tempat-tempat sepi, melakukan ritual-ritual ini dan itu,
atau mungkin juga dengan hura-hura. Tidak salah, hanya kurang tepat.
Hal-hal tersebut bisa saja menenangkan, tapi tidak permanen. Ketenangan
yang hakiki hanya akan diturunkan ke dalam hati orang-orang mukmin, yang
dengan ketenangan tersebut, justru semakin mendekatkannya kepada Allah,
menambah keimanan yang sudah ada.
Saat hati gelisah tanpa sebab..
- Sadari bahwa penyebab hal itu pastilah diri sendiri, look inside not outside.
- Perbaikilah hubungan dengan Allah.
Ingatlah dua hal ini.. apabila hati gelisah, tanpa sebab.
Salam sayang,
Febrianti Almeera.
Komentar
Posting Komentar