Pernikahan dan Tradisinya di Pekalongan

Beberapa akhir ini saya menghadiri beberapa pernikahan teman dan saudara saya, dan kali ini saya ingin berbagi informasi mengenai gambaran pernikahan. Pernikahan yang saya maksudkan disini adalah ceremonial dan tradisi yang ada didalamnya. Karena dari beberapa daerah memang berbeda dan menganut tradisi masing-masing. Smoga dengan tulisan ini bisa menginspirasi dan memberikan tambahan ilmu pada pembaca sekalian.

Dalam beberapa keluarga di Pekalongan sebelum terjadinya pernikahan, biasanya ada proses sebagai berikut:
1. (nakoke) atau pihak laki-laki menanyakan perihal status wanita.Hal ini biasanya dilakukan oleh keluarga laki-laki dan hanya dihadiri oleh keluarga inti. 
2. Kemudian, setelah itu tiba saatnya lamaran, pada proses lamaran ini biasanya ada tukar cincin, yang artinya sudah ada ikatan antara wanita dan laki-laki tersebut.Biasanya keluarga inti juga mengundang keluarga besar dan tetangga untuk nerkunjung ke rumah sang wanita. Dalam acara ini biasanya ditentukan tanggal akad dan resepsi pernikahannya. Untuk masalah akad akan menjadi satu atau tidak itu adalah hak dari masing-masing keluarga.
3. Setelah itu proses akad nikah. Umumnya proses akad nikah di daerah kami dilaksanakan pagi hari antara jam 6-9. Hal ini dilakukan agar undangan walimah dapat hadir sebelum mereka berangkat bekerja. Atau misalkan undangan tidak hadir maka diwakilkan oleh sanak saudaranya. Kalau pun terpaksa tidak hadir maka pihak dari wanita yang memberikan undangan akan memberikan semacam bingkisan (berkat) yang berisi makanan (masi, megono, mie goreng, telur godog utuh, rendang daging, sambel kentang, acar, krupuk). Untuk lauk dan isi berkat biasanya menyesuaikan dengan pemilik hajat. Dalam proses akad, mempelai wanita biasanya berada dikamar sampai ijab qobul dinyatakan sah. Untuk pembacaan kalimat ijab, biasanya dilakukan dengan bahas arab. Setelah sah maka kedua mempelai dipertemukan dan saling sungkem pada kedua orang tua masing-masing.
4. Resepsi pernikahan. Resepsi pernikahan bisa dilakukan dengan dua cara, ada yang dengan prasmanan yang biasnya dilakukan pagi hari setelah akad namun ada juga yang dilaksanakan malam hari (temon penganten) dengan hidangan menggunakan piring terbang. Mengapa piring terbang???karena piring-piring diedarkan ke seluruh tamu undangan.Untuk resepsi standing party maka biasanya tau datang menyalami manten dan kemudian dilanjutkan dengan makan-makan. Namun untuk acara yang terdapat tradisi jawa maka akan ada proses menginjak telur, kemudian saling menyuapi dan dilanjutkan foto bersama manten oleh tamu undangan. Pada acara ini biasanya tamu memberikan sumbangan yang artinya sebagai bekal kedua mempelai dalam kehidupan mendatang.
5. Biasanya sebelum proses akad, sang manten mengundang beberapa temannya atau pun tamu dari ayah manten. Biasanya dijamu dengan makanan kecil atau pun soto tauto khas Pekalongan.
6. Setelah seminggu pernikan, maka diadakan Balek Kloso. Namun acara ini sekarang sudah dipercepat, bahkan sehari setelamah pernikahan. Acara ini adalah acara dalam rangka mengantarkan manten wanita ke rumah laki-laki. Namun malam harinya kedua mempelai harus pulang kembali ke rumah manten wanita. Dalam acara ini biasanya para pengiring dijamu dengan berbagai makanan khas pekalongan seperti aneka bongko, dan snack-snack. Selain itu untuk makannya maka mereka dijamu dengan lontong opor ayam dengan ditambahakan mie kenyol asli Pekalongan.Dari pihak wanita menyerahkan ke pihak laki-laki dan kemudian pihak laki-laki menerimanya. Pada acara ini kedua mempelai dirias kembali.

Demikian sedikit cerita mengenai pernikan dan tradisinya di Pekalongan.Semoga bisa menambah pengetahuan sahabat semua^^


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Report Text

Mengajarkan Simple Past Tense Dengan Game