Karena cintaku padaNYa
“Okay, kita putus mulai
sekarang!”, kata perempuan itu sambil beranjak dari kursinya.
Sontak kaget sang lelaki
mendengar ucapan perempuan yang tak lain dan bukan adalah pacarnya. Tak ada
angin dan badai namun ombak pantai waktu itu sangat besar, tiba-tiba Oka,
perempuan yang cantik paras dan anggun busananya membuat hati Randy berdetak
sangat kencang.
“Kenapa kamu tiba-tiba bilang
seperti ini, Ka?”, desak Rendy dengan nada agak keras dan wajah bingung. Randy
mencoba memegang tangan Oka, namun dengan reflek ia menjauh dari Randy.
Perlahan Oka pun tak kuasa menahan air matanya dan akhirnya duduk kembali
dengan membelakangi tubuh Randy. “Aku…aku…aku takut Ran…”, belum selesai
berbicara air matanya menetes begitu deras.
Sehari sebelum kejadian itu, Oka
yang sesuai jadwalnya mengikuti liqo’ datang dengan semangat. Dengan sepeda
motornya ia melaju dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam. Detak jantungnya
berdegup kencang bak putri yang akan bertemu dengan sang pangeran. Namun,
bukan berarti ia bertemu dengan Rendy. Hanya saja percakapannya dengan sang
Bunda pada malam itu membuka mata hati Oka yang telah satu tahun ini berpacaran
dengan Rendy.
Dalam percakapannya, bunda banyak
bercerita tentang hukum berpacaran dalam agamanya. Walau Oka sering mendapat
complaint dari keluarganya terutama Bundanya yang juga seorang Guru Agama di
sekolah dasar, ia tetap saja tidak menggubris. Namun, malam itu ia dengan
lembut dan arif mendengarkan pesan-pesan dari Bundanya, beliau juga
menceritakan beberapa kisah nyata yang telah terjadi di lingkungan sekitarnya
akibat pacaran. Entah kenapa tiba-tiba air mata Oka juga luruh karena cerita
bunda. Bunda pun mengusap dan mengecup kening Oka, memperlakukan Oka seperti
waktu Oka bayi. Bunda Oka amat menyayangi Oka. Dan waktu itu juga Bunda hanya
berpesan, “Apapun keputusanmu nduk, niatkan hanya karena Alloh semata. Jangan
takut masa depanmu suram karena tak punya pacar, karena Alloh sudah menyiapkan
jodoh yang terbaik untukmu kelak nduk”. Dengan senyumnya Bunda berlahan
meninggalkan kamar Oka. Setelah itu Oka langsung menutup pintu dan menunaikan
sholat Isya’. Dala sholatnya, Oka tak henti-hentinya menitikkan air mata,
kemudian terus berdzikir dan berdoa dan dilanjutkan sholat witir. Oka nampak
galau sekali, ia menyadari bahka perbuatannya selama ini adalah salah. Meskipun
ia tak pernah menyakiti siapapun, Oka merasa bersalah pada Tuhannya. Oka
terlalu mengedepankan hubungannya dengan Rendy dari pada mencintai Rabb nya,
Alloh azza wa jalla.
Masih dalam gelaran sajadahnya,
ia terus memohon ampun pada Alloh, dan memintakan maaf pula atas perbuatan yang
ia lakukan dengan Rendy. Hubungan pacaran Oka dan Rendy sebenarnya tidak
neko-neko, mereka hanya bertemu di sekolah karena jadwal dan kegiatan Oka yang
mengikuti berbagai les sangat padat. Begitu pun Rendy, ia atlet basket yang
patut diperhitungkan di sekolahnya. Kesempatan mereka bertemu hanya pada saat
istirahat sekolah dan jam-jam kosong saat kedua kelasnya kosong. Kebetulan
mereka berada dalam jurusan yang sama dan bersebelahan kelas. Tidak ada jam
weekend dan jam malam yang mereka langgar. Hubungan pacaran mereka hanya
berlangsung di sekolah, kisah-kasih di sekolah seperti judul lagu yang pernah popular.
Hari berganti hari, akhirnya Rendy juga memahami keputusan Oka. Dan Oka pun melanjutkan kehidupannya seperti semula walau kadang ia merasa tak baik jika Rendy mendekatinya. Semua ini dilakukan Oka karena cintanya pada Tuhan. Apa yang diyakini Oka dijalankan dengan penuh kepercayaan diri dan demi menjaga dirinya sendiri dan Rendy.
Selepas SMA mereka melanjutkan ke perguruan tinggi yang sama. Meskipun demikian, mereka hilang contact sama sekali. Baru di tahun ke 3 mereka bertemu dalam kegiatan besar di kampus karena posisi mereka sebagai panitia suatu acara. Tak lama setelah itu, Rendy datang ke rumah Oka untuk menyampaikan maksud baiknya pada putri semata wayang ini. Barakallahu laka...sungguh firmanNya tak pernah salah. Janjinya ditepati karena mereka berdua benar-benar menjaga hati mereka karena Alloh.
Hari berganti hari, akhirnya Rendy juga memahami keputusan Oka. Dan Oka pun melanjutkan kehidupannya seperti semula walau kadang ia merasa tak baik jika Rendy mendekatinya. Semua ini dilakukan Oka karena cintanya pada Tuhan. Apa yang diyakini Oka dijalankan dengan penuh kepercayaan diri dan demi menjaga dirinya sendiri dan Rendy.
Selepas SMA mereka melanjutkan ke perguruan tinggi yang sama. Meskipun demikian, mereka hilang contact sama sekali. Baru di tahun ke 3 mereka bertemu dalam kegiatan besar di kampus karena posisi mereka sebagai panitia suatu acara. Tak lama setelah itu, Rendy datang ke rumah Oka untuk menyampaikan maksud baiknya pada putri semata wayang ini. Barakallahu laka...sungguh firmanNya tak pernah salah. Janjinya ditepati karena mereka berdua benar-benar menjaga hati mereka karena Alloh.
Komentar
Posting Komentar