Aku bukanlah Fathimah, aku hanya salah satu perempuan akhir zaman!

“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Keberaniannya dan tanggung jawabnya yang membawa kemenangan untuk dirinya. Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ‘Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.

Kisah Ali bin Abi Thalib dan Fathimah ini patut dijadikan teladan. Disaat situasi genting menimpa Ali, antara maju atau mundur. Antara tanggung jawab dan resiko-resiko yang harus diterima.

Tak disangka bahwa Rasulullah Sallallahu'alihi Wassallam lebih memilih Ali dari pada Umar.  

Dan dalam kehidupan yang lebih dekat dari kita, ada hal-hal yang tidak kita ketahui yang mungkin itu adalah jawaban-jawaban dari Allah. Jawaban dari doa-doa yang kita panjatkan untuk kebaikan kita, kebaikan agama kita dan hidup kita di dunia dan akhirat.

Aku jadi teringat salah satu temanku yang menyimpan rasa dan mempunyai maksud atas sahabatku dulu. Ketika sang akhwat akhirnya mengetahui bahwa ada ikhwan yang menyimpan rasa padanya, ia  menghindar dan tak mau terlibat lebih dalam lagi walaupun tidak ada kesempatan yang memungkinkan ia untuk berinteraksi secara berlebihan. Dulu aku pikir sikap menghindar yang ditunjukkan oleh sang akhwat adalah karena ia tak mau menyakiti dan mengotori hatinya. Meskipun rasa itu fitrah, dan bahkan kita tak mengetahui kapan datangnya. Dan sejatinya seseorang yang sudah memiliki pemahaman melalui agamanya tidak akan begitu saja dengan mudahnya mengotori hatinya dengan cinta yang tak halal, astaughfirullah...

Meskipun ia harus menahan rasa itu, mengembalikan dan menyerahkan semuanya pada Allah semata. Hingga akhirnya suatu ketika sebelum Hari Raya Idul Fitri sang akhwat memberikan kabar gembira padaku, bahwa sang ikhwan yang telah merasakan cinta padanya telah meminangnya, bertanggung jawab atas semua perasaan yang telah muncul. Alhamdulillah wasyukurillah....betapa aku terharu dan bahagia mendengar berita itu. janji Allah itu benar. Betapa tidak, aku mengetahui proses perkenalan mereka. Kedua-duanya orang yang sholeh dan sholehah insyaAllah, mereka yang menjaga kebersihan hatinya untuk tidak menikmati rasa itu sebelum Allah satukan mereka dalam pernikahan. 

Sang ikhwan sebelumnya sempat putus asa, akankah sang pujaan hati akan menerimanya?? Namun lagi-lagi Allah yang bekerja. Dengan niat dan keyakinan bahwa Allah sebaik-baik Penolong, Allah sebaik-baik tempat Bergantung. Apa yang Dia kehendaki akan terjadi, "Kun Fayakun" dan alhamdulillah pinangan pun diterima, setelah kandidat sebelumnya pernah ditolak oleh orang tua sang akhwat. 

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?"

Penggalan itu adalah salah satu ayat yang sang ikhwan bacakan di surat Ar Rahman sebagai mahar pernikahan mereka. Betapa tangis bahagia menyelimuti tempat akad nikah itu. Betapa Allah memberikan banyak pelajaran untukku. Bersabar dalam menerima ujian hidup ini, menempatkan Allah di atas segala-galanya, termasuk larangan dan perintahNya.

Dan kau tau sobat, tak lama setelah itu sang suami mendapatkan pekerjaan yang lebih baik setelah sebelumnya hanya menjadi freelancer. Ingat lagi janjiNya dalam surat An Nur 32 :

“ Dan nikahkanlah orang – orang yang belum berpasangan diantara kalian, demikian pula hamba-hamba sahaya laki- laki maupun perempuan yang sudah layak untuk menikah. Jika mereka adalah orang – orang faqir maka niscaya Allah akan memberinya kecukupan (kemampuan) dari karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas Karunianya dan Maha Mengetahui.”

Subhanallah, janji Allah begitu nyata adanya, perasaan itu tak lagi haram, mereka sudah berjanji dihadapanNya untuk melanjutkan hidup bersama dari nol dan mungkin dari minus seperti kisah Ali. Bersyukur atas nikmat Allah, berbaik sangka hanya padaNya. Dan semoga Allah permudah jalan penulis untuk memperoleh kemenangan itu. Meskipun aku tahu sangat sulit, penuh rintangan dan uji, kuatkan hamba ya Rabb untuk mengeja hidup ini agar sampai ke JannahMu, amin.........

Untuk kedua sahabatku yang sekarang bahagia membangun keluarga kecilnya,
Semoga Allah beri kenikmatan, kebahagiaan di dunia dan akhirat
Aku mencintai kalian karena Allah ^^



Pekalongan, 14 Juni 2014
11.10


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernikahan dan Tradisinya di Pekalongan

Mengajarkan Simple Past Tense Dengan Game

Report Text