Belajar dari Pedagang Dawet Ireng^^


Bismillah..
Waktu itu, tepat adzan dhuhur aku dan Putri temen sekos sangat kelaparan. Pantas saja karena kami dari pagi belum makan. Kebetulan dikos juga sepi, jadi kami akhirnya mencari makan diluar, di daerang Ngoresan, salah satu desa di belakang kampus. Kami pun membeli sup, dan dalam perjalan pulang mata kami serentak menuju kios Dawet Ireng. Ya, dawet ireng, sempat membuat kami bertanya, "apa sih itu dan gimana rasanya ya?". Kemudian kami berhenti tepat didepan kios, namun malang nasib kami. Kios tersebut tutup, namun panggulan dawet dan satu meja kaca yang berfungsi sebagai tempat jualan pulsa tidak juga dimasukkan ke dalam kios. Pedagang itu hanya mengunci kios yang sangat sederhana itu. Karena rasa penasaran yang besar, kami berdua akhirnya menunggu di depan panggulan itu, kami pikir penjual tersebut sudah lama sholat. Kami pun setia menanti pedagang tersebut. Sepuluh menit sudah berlalu namun si penjual belum juga muncul. Kami pun masih setia menunggu sambil berbincang. Setelah dua puluh menit kami memutuskan untuk pulang, namun masih juga ragu dan merasa eman-eman untuk pulang. Kami pun putuskan untuk menunggu sampai pedagang itu pulang. Kebetulan, masjid dimana pedagang itu sholat berada di gang yang terletak di depan kios tersebut, aku dan Putri silih berganti menegok gang itu, dan berharap akan datang sosok penjual dawet ireng. Kami pun duduk kembali dan terus menengok kanan-kiri. Tidak lama kemudian, ada seorang bapak dan anak yang datang menghampiri kami dengan sepeda motornya. Kemudian bapak tersebut bertanya, "Sudah lama ya mbak?". Mungkin mereka berdua adalah kerabat dari pedagang tersebut. Kamipun hanya tersenyum, "hehe..". Bapak tersebut akhirnya yang membungkuskan dawet ireng untuk kami. Aku dan Putri hanya tersenyum dan kami pun kagum dengan pendagang dawet tersebut. Aku jadi ingat bahwa rezeki itu sudah diatur Alloh, dan bisa datang dari pintu manapun. Namun sudah selayaknya manusia harus berikhtiar dan berdoa meminta ridho atas rizqiNya. Tidak hanya kali itu, beberapa waktu, aku sempat menyaksikan lagi ketika pedagang tersebut menutup kiosnya pada waktu-waktu menjelang sholat, kebetulan jalan menuju kosku juga melewati pedagang itu, subhanallah...baru kai ini aku menemukan pedagang yang begitu taat, ia rela meninggalkan dagangannya pada waktu yang seharusnya ia bermunajat kepada Tuhannya, subhanallah...beliau mungkin percaya akan janjiNya dalam QS. ath-Thalaaq [65]: 2–3
”Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
Semoga kami, dan pedagang-pedagang lain bisa meniru kisah tauladan beliau. Dan juga semoga Alloh senantiasa memberikan dan memudahkan rezeki beliau, aminn..^^ Wallahu'alam bishawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernikahan dan Tradisinya di Pekalongan

Mengajarkan Simple Past Tense Dengan Game

Report Text