Cemburu - End

Satu jam setelah keluargaku berkonsultasi dengan dokter, kemudian mereka kembali ke kamar dan telah mendapati aku dalam keadaan sadar. Aku lihat masih ada sisa-sisa air mata yang membasahi pipi ibuku. Kedua adikku yang tampak tanggap ketika melihatku sadar, mereka langsung memelukku dengan erat. Dan Bapak yang terakhir datang, tampak lebih tenang.
Dengan berjalan cepat Ibu langsung memelukku, "Alhamdulillah nduk kamu sudah sadar". "Kan ada yang nungguin Bu", seru dua adikku serempak. Mereka sangat suka meledeki ku apalagi dengan Hafid, walau keluargaku tahu bahwa kami memang berteman baik. Aku tak ingin menambah kesedihan mereka, jadi aku putuskan untuk tidak menanyakan perihal penyakitku di rumah sakit. Dan lagi pula, ada Hafid di sana, aku juga tak mau apalagi dengan kejadian diantara kami, dia menaruh belas kasihan kepadaku.
Dua hari aku dirawat di rumah sakit, setelah itu dokter mengijinkan aku untuk pulang karena memang aku juga sudah merasa baikan. Semuanya normal, kata suster setelah terakhir mengecekku. Langsung, malam harinya, Bapak dan adik ku Rian mengurus adminstrasi rumah sakit. Kami pun akhirnya pulang dengan mobil Pak dhe. Alhamdulillah, syukur lah semuanya berakhir. Rumah sakit adalah tempat yang paling aku tidak sukai karena aku tak tahan jika masuk disana, disamping bau obat yang menyengat, hawa rumah sakit selalu bikin merinding dan sedih. Beda sekali dengan rumah Alloh, begitu sejuk dan tenang dalam hati. Subhanallah.
Beberapa bulan berselang, aku pun menjalani ujian akhir nasional (UAN). Dsan alhamdulillah kami bertiga lulus dengan nilai yang baik, aku meneruskan di Sekolah Tinggi Agama Islam di salah satu kota di Jawa Tengah, dan Ita melanjutkan di ITS Surabaya, disusul dengan Hafid yang ketrima di Kedokteran UGM. ya.itulah yang memang dicita-citakannya. Dan aku turut senang. Hubungan kami baik, walau kadang aku merasa aneh karena tingkah lakunya yang tidak wajar kepadaku. Tapi aku hanya bisa berpositif thinking karena dia salah satu sahabat baikku. Selama ini, hampir tiga tahun setelah kami masuk bangku kuliah, aku tidak pernah bertemu mereka, sms pun jarang. Sesekali aku sms mereka namun dibalas dalam hitungan minggu. Yach aku juga menyadari kesibukan mereka yang sama-sama aktivis kampus. Hingga akhirnya rasa rinduku begitu memuncak, aku ingin sekali bertemu dengan mereka, dan aku akhirnya membuka akun FB Ita. Astaughfirulloh...saat aku baca wall FB Ita, aku sangat kaget, dan tidak menyangka akan hubungan mereka. Walau terlihat biasa, namun aku merasa ada seseuatu yang berbeda dalam bahasa mereka, dan seketika aku pun merasa sakit melihat tulisan-tulisan mereka. Apalagi pesan-pesan Hafid kepada Ita. Ya, aku cemburu!


=====End========

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernikahan dan Tradisinya di Pekalongan

Mengajarkan Simple Past Tense Dengan Game

Report Text